Writer: fypmedia - Selasa, 04 November 2025
FYPMedia.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terus menghadirkan inovasi layanan transportasi publik yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat kecil.
Kali ini, KAI bersama anak usahanya, PT KAI Commuter, resmi menyiapkan kereta khusus bagi petani dan pedagang di wilayah Banten dengan rute Merak–Rangkasbitung.
Langkah ini tak hanya menjadi terobosan dalam dunia transportasi, tetapi juga upaya nyata mendorong roda perekonomian rakyat, terutama mereka yang setiap hari bergantung pada hasil tani dan usaha kecil.
Tahap Awal: Beroperasi di Rute Merak–Rangkasbitung
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menjelaskan bahwa pada tahap pertama, layanan kereta petani dan pedagang ini baru akan menjangkau jalur Merak hingga Rangkasbitung.
"Untuk sementara, pengoperasian kereta petani nantinya baru akan sampai Stasiun Rangkasbitung,†kata Bobby dalam konferensi pers di Istana Negara, Senin (3/11/2025).
Ia juga menegaskan bahwa peluncuran perdana akan dilakukan pada bulan November 2025.
"Kita akan luncurkan di Merak dulu, di bulan ini kita luncurkan,†lanjutnya.
Program ini disebut sebagai wujud kolaborasi antara KAI Commuter dan KAI Group untuk menghadirkan inovasi transportasi yang lebih inklusif dan berpihak pada masyarakat bawah.
Baca Juga: Tarif Transjakarta Naik Jadi Rp5.000–7.000 di 2025, DPRD Sebut Masih Wajar dan Strategis
Latar Belakang: Solusi Mobilitas Petani dan Pedagang
Selama ini, banyak petani dan pedagang kecil yang kesulitan mengangkut hasil panen dan dagangan ke pasar besar karena keterbatasan sarana transportasi. Sebagian bahkan harus menyewa truk dengan biaya tinggi yang menggerus keuntungan.
Melihat kondisi itu, KAI Commuter menciptakan solusi lewat kereta ekonomi khusus petani dan pedagang.
Menurut Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, inovasi ini dirancang sebagai jawaban atas kebutuhan nyata di lapangan.
"Layanan kereta petani dan pedagang ini merupakan inovasi transportasi yang dekat dengan kebutuhan nyata masyarakat sekaligus terobosan terbaru dari KAI Group,†kata Karina Amanda dalam keterangan pers, Senin (3/11/2025).
Ia menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar proyek, melainkan bagian dari komitmen KAI Group dalam mendukung pergerakan ekonomi daerah dan memperluas akses transportasi publik yang ramah bagi sektor informal.
Desain Khusus: Nyaman, Luas, dan Ramah Barang
Kereta khusus ini disatukan dalam rangkaian Commuter Line Merak, dengan 14 perjalanan setiap harinya.
Setiap rangkaian terdiri dari 73 tempat duduk yang dirancang agar penumpang dapat membawa barang dagangan atau hasil panen dengan mudah.
"Kursinya dipasang sejajar dengan dinding di sisi kiri dan kanan, sehingga penumpang dapat menempatkan barang atau hasil dagangannya di depan dengan aman. Pintu kereta dibuat lebih lebar untuk memudahkan keluar-masuk barang,†ujar Karina.
Desain ini bukan tanpa alasan. KAI ingin menciptakan ruang gerak lebih leluasa bagi para petani yang membawa hasil bumi seperti sayur, buah, atau beras, serta pedagang yang menjual bahan pokok atau produk kecil.
Selain itu, pintu lebar dan lantai rendah memudahkan bongkar-muat barang tanpa hambatan, menjadikan proses distribusi lebih cepat dan efisien.
Frekuensi 14 Kali Sehari, Fokus Banten Raya
Kereta petani akan beroperasi 14 kali perjalanan per hari di lintasan Merak–Rangkasbitung dan berhenti di seluruh stasiun antara.
Layanan ini difokuskan bagi masyarakat wilayah Banten, terutama daerah Serang, Lebak, dan Pandeglang.
"Kereta khusus ini memiliki jumlah tempat duduk sebanyak 73 bangku, dan akan beroperasi dengan total sebanyak 14 kali perjalanan dari Stasiun Merak menuju Stasiun Rangkasbitung atau pun sebaliknya,†kata Karina.
Dengan adanya layanan ini, petani dan pedagang bisa menjajakan hasil bumi mereka lebih cepat ke pusat kota tanpa harus menanggung ongkos angkut yang tinggi seperti menggunakan kendaraan pribadi atau truk.
Baca Juga: Kasus Narkoba Onad: Polisi Sebut Korban Penyalahgunaan, 3 Orang Diamankan!
Tiket Lebih Murah Berkat Subsidi
KAI juga memastikan harga tiket kereta petani ini akan lebih murah dibanding moda transportasi darat lainnya. Hal ini dimungkinkan karena adanya subsidi operasional dari pemerintah dan KAI Group.
"Akan lebih murah dari ini. Karena kan logikanya, ini adalah petani pedagang yang tidak mampu untuk menyewa mobil atau truk, yang jelas ini adalah memang subsidi kepada petani dan pedagang,†jelas Bobby.
Dengan tarif terjangkau, diharapkan para pelaku usaha kecil bisa lebih mudah memasarkan produknya tanpa terbebani biaya logistik yang tinggi.
Potensi Perpanjangan Rute Hingga Tanah Abang
Menariknya, layanan kereta petani tidak berhenti di Rangkasbitung saja. Bobby mengungkapkan, ada peluang besar untuk memperpanjang rute hingga Stasiun Tanah Abang, Jakarta.
"Nanti bisa diperpanjang hingga Tanah Abang, tapi ya butuh persiapan lagi, karena kereta ini kan enggak bisa kita gandeng langsung dengan KRL, butuh kereta sendiri, dan itu butuh penyesuaian Gapeka (Grafik Perjalanan KA),†katanya.
Perpanjangan ini akan membuka peluang lebih luas bagi petani dan pedagang Banten untuk menembus pasar ibu kota dengan biaya distribusi yang tetap efisien.
Dukungan Teknis dan Regulasi
Sementara itu, KAI Commuter bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan tengah menyiapkan aspek teknis dan regulasi agar layanan ini dapat beroperasi dengan aman dan berkelanjutan.
"Kami terus berkoordinasi dengan DJKA untuk memastikan semua aspek seperti fasilitas, teknis, maupun regulasi sehingga layanan ini benar-benar menjadi solusi nyata bagi masyarakat,†ujar Karina Amanda.
KAI juga memastikan bahwa seluruh fasilitas di dalam kereta sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang berlaku, termasuk aspek keselamatan, kenyamanan, dan kebersihan.
Diuji Coba di Jawa Timur Sebelum Diterapkan di Banten
Sebelum hadir di Merak–Rangkasbitung, konsep kereta petani dan pedagang ini telah diuji coba lebih dulu pada Agustus 2025 di rute Surabaya Gubeng–Lamongan, Jawa Timur.
Kemudian, pada 28 Oktober 2025, KAI kembali melakukan uji coba lintas Merak–Rangkasbitung untuk memastikan kesiapan sarana dan jadwal operasional.
Hasilnya dinilai positif — baik dari segi efisiensi waktu maupun antusiasme masyarakat lokal.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Peluncuran kereta petani dan pedagang Merak–Rangkasbitung diyakini akan membawa dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat Banten.
Selain menekan biaya distribusi hasil tani, layanan ini juga membantu meningkatkan daya saing produk lokal.
Dengan waktu tempuh yang cepat, risiko kerusakan hasil pertanian bisa ditekan, sehingga nilai jual produk tetap tinggi.
Di sisi lain, pedagang kecil memiliki akses lebih mudah menuju pasar besar di Serang atau Jakarta.
Bobby menilai proyek ini sejalan dengan visi besar KAI Group untuk menghadirkan transportasi yang produktif, efisien, dan berkeadilan sosial.
Inovasi kereta khusus petani dan pedagang Merak–Rangkasbitung menjadi contoh nyata bagaimana transportasi publik bisa menjadi alat pemberdayaan ekonomi rakyat.
Dengan subsidi tarif, fasilitas khusus, dan rute strategis, program ini bukan hanya soal mobilitas, tapi juga soal pemerataan ekonomi dan keberpihakan pada masyarakat kecil.
Jika rencana perpanjangan ke Tanah Abang terealisasi, bukan tidak mungkin KAI akan mencetak sejarah baru dalam transportasi nasional: menjadikan kereta api sebagai tulang punggung ekonomi rakyat Indonesia.