Writer: Riyadz Aqsha - Minggu, 28 Desember 2025 20:09:21
Begadang atau kebiasaan tidur larut malam masih sering dianggap hal biasa oleh sebagian masyarakat. Aktivitas ini kerap dilakukan karena tuntutan pekerjaan, tugas akademik, hiburan, atau kebiasaan bermain gawai hingga larut malam. Padahal, bahaya begadang untuk kesehatan tidak boleh dianggap sepele karena dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Salah satu dampak paling nyata dari begadang adalah terganggunya kualitas tidur. Tubuh manusia memiliki ritme sirkadian yang mengatur waktu tidur dan bangun secara alami. Ketika seseorang sering begadang, ritme tersebut menjadi tidak seimbang. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup untuk melakukan proses pemulihan sel dan organ.
Bahaya begadang untuk kesehatan juga berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Kurang tidur dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga seseorang lebih mudah terserang penyakit. Orang yang sering begadang cenderung lebih rentan mengalami flu, batuk, dan infeksi ringan lainnya karena sistem imun tidak bekerja secara optimal.
Dari sisi kesehatan mental, begadang berlebihan dapat memicu gangguan suasana hati. Kurang tidur sering dikaitkan dengan meningkatnya tingkat stres, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi. Dalam jangka panjang, kebiasaan begadang juga dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi. Kondisi ini tentu dapat memengaruhi produktivitas dan kualitas hidup sehari-hari.
Begadang juga berdampak pada kinerja otak. Otak membutuhkan waktu istirahat yang cukup untuk memproses informasi dan menyimpan memori. Ketika seseorang kurang tidur, kemampuan berpikir, daya ingat, dan pengambilan keputusan dapat menurun. Hal ini berisiko menyebabkan kesalahan dalam bekerja atau belajar, terutama pada aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Bahaya begadang untuk kesehatan jantung juga patut diperhatikan. Kurang tidur dapat memengaruhi tekanan darah dan kadar hormon stres dalam tubuh. Jika kebiasaan ini berlangsung lama, risiko penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah dapat meningkat. Begadang yang disertai pola hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi gula atau kafein berlebihan, semakin memperbesar risiko tersebut.
Selain itu, begadang juga berdampak pada sistem metabolisme tubuh. Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Akibatnya, seseorang yang sering begadang cenderung lebih mudah merasa lapar dan mengonsumsi makanan berlebihan. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko kenaikan berat badan dan gangguan metabolik.
Dampak begadang juga terlihat pada kesehatan kulit. Saat tidur, tubuh melakukan regenerasi sel, termasuk sel kulit. Kurang tidur dapat membuat kulit terlihat kusam, muncul lingkaran hitam di bawah mata, dan mempercepat tanda-tanda penuaan. Oleh karena itu, tidur cukup menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan dan penampilan kulit.
Dalam jangka panjang, kebiasaan begadang dapat menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. Tubuh yang terus-menerus kelelahan akan sulit beradaptasi dengan aktivitas sehari-hari. Rasa lelah yang menumpuk dapat mengurangi motivasi, produktivitas, dan semangat menjalani rutinitas.
Mengurangi kebiasaan begadang dapat dimulai dengan mengatur jadwal tidur yang konsisten. Membatasi penggunaan gawai sebelum tidur, menciptakan suasana kamar yang nyaman, serta menghindari konsumsi kafein di malam hari dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Langkah sederhana ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan tubuh.
Secara keseluruhan, bahaya begadang untuk kesehatan mencakup berbagai aspek, mulai dari fisik hingga mental. Kebiasaan tidur larut malam yang dilakukan terus-menerus dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan. Oleh karena itu, menjaga pola tidur yang teratur dan cukup menjadi bagian penting dari gaya hidup sehat. Dengan tidur yang berkualitas, tubuh dapat berfungsi lebih optimal dan kualitas hidup pun meningkat.