Writer: Raodatul - Senin, 29 Desember 2025 08:00:00
FYPMedia.id - Kekurangan vitamin D kerap terjadi tanpa disadari. Gejalanya sering dianggap sepele, mulai dari mudah lelah hingga nyeri otot yang datang tanpa sebab jelas. Padahal, vitamin D memiliki peran krusial dalam menjaga kekuatan tulang, kesehatan otot, fungsi saraf, hingga sistem kekebalan tubuh.
Jika dibiarkan, defisiensi vitamin D dapat memicu berbagai gangguan kesehatan serius, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Vitamin D adalah nutrisi penting yang membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor secara optimal. Dua mineral ini berperan besar dalam pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Namun, fungsi vitamin D tidak berhenti di situ.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa vitamin D juga berperan dalam mengatur sistem imun, suasana hati, hingga proses penyembuhan luka. Sayangnya, gaya hidup modern, kurang paparan sinar matahari, serta pola makan yang tidak seimbang membuat banyak orang mengalami kekurangan vitamin D.
Tanda Awal Tubuh Kekurangan Vitamin D
Mengutip laman Healthline, terdapat sejumlah tanda yang dapat muncul ketika kadar vitamin D dalam tubuh berada di bawah normal. Salah satu tanda paling umum adalah tubuh yang mudah terserang penyakit atau infeksi.
Vitamin D diketahui “berinteraksi langsung dengan sel-sel yang bertanggung jawab untuk mengatasi infeksi.” Ketika asupannya kurang, kemampuan tubuh melawan virus dan bakteri pun melemah.
Penelitian menunjukkan adanya kaitan antara defisiensi vitamin D dengan infeksi saluran pernapasan, seperti flu, bronkitis, dan pneumonia.
Bahkan, ulasan tahun 2020 menemukan bahwa kekurangan vitamin D berhubungan dengan beberapa penyakit virus, seperti “Hepatitis, Flu, COVID-19, dan AIDS.” Kutipan ini menegaskan bahwa peran vitamin D jauh lebih luas dari sekadar menjaga kesehatan tulang.
Baca Juga: 6 Sayuran Kaya Vitamin C yang Kalahkan Jeruk: Rahasia Tubuh Sehat & Kulit Glowing!
Kelelahan Kronis dan Gangguan Tidur
Rasa lelah berlebihan juga sering dialami oleh orang yang kekurangan vitamin D. Studi tahun 2019 pada orang dewasa lanjut usia menemukan hubungan antara rendahnya kadar vitamin D dengan meningkatnya gejala kelelahan. Sementara itu, penelitian pada anak-anak menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah berkaitan dengan kualitas tidur yang buruk, durasi tidur yang lebih singkat, serta waktu tidur yang lebih larut.
Kondisi ini menciptakan lingkaran masalah: tubuh kurang vitamin D, tidur terganggu, lalu kelelahan semakin parah.
Beberapa riset juga menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dapat membantu mengurangi tingkat keparahan kelelahan pada individu yang mengalami defisiensi.
Nyeri Tulang, Otot, dan Punggung
Vitamin D berperan penting dalam meningkatkan penyerapan kalsium. Ketika asupannya kurang, tulang menjadi lebih rapuh dan rentan nyeri. Nyeri punggung bawah dan tulang sering menjadi keluhan awal.
Ulasan tahun 2018 terhadap 81 penelitian menunjukkan bahwa orang dengan radang sendi, nyeri otot, dan nyeri kronis cenderung memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah dibandingkan mereka yang sehat.
Tak jarang, nyeri otot akibat kekurangan vitamin D sulit dibedakan dari kelelahan biasa. Studi tahun 2014 bahkan mencatat bahwa 71 persen pengidap nyeri kronis mengalami kekurangan vitamin D, menandakan hubungan yang cukup kuat antara keduanya.
Dampak Psikologis: Kecemasan dan Depresi
Selain berdampak pada fisik, kekurangan vitamin D juga dikaitkan dengan gangguan mental seperti kecemasan dan depresi, terutama pada lansia.
Meski hasil penelitian masih bervariasi dan memerlukan kajian lanjutan, beberapa ulasan menunjukkan bahwa suplemen vitamin D dapat membantu meringankan gejala depresi pada sebagian orang.
Vitamin D diduga berperan dalam mengatur produksi hormon dan neurotransmiter yang memengaruhi suasana hati. Ketika kadarnya rendah, keseimbangan kimia otak dapat terganggu, sehingga memicu perubahan emosi.
Penyembuhan Luka yang Lebih Lambat
Luka yang sulit sembuh, baik akibat cedera ringan maupun pascaoperasi, bisa menjadi tanda tubuh kekurangan vitamin D.
Ulasan tahun 2019 menyebutkan bahwa defisiensi vitamin D dapat mengganggu proses penyembuhan luka, termasuk pada pasien yang menjalani operasi gigi.
Vitamin D berperan dalam meningkatkan produksi senyawa yang dibutuhkan untuk pembentukan jaringan kulit baru. Selain itu, kemampuannya dalam mengendalikan peradangan dan melawan infeksi membuat vitamin ini sangat penting dalam proses pemulihan tubuh.
Baca Juga: 9 Gejala Kekurangan Vitamin D yang Sering Diabaikan, No 2 Bikin Kaget!
Rambut Rontok dan Risiko Penyakit Autoimun
Kerontokan rambut sering dikaitkan dengan stres atau faktor genetik. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kekurangan nutrisi, termasuk vitamin D, juga berperan.
Studi menemukan hubungan antara rendahnya kadar vitamin D dengan alopecia areata, penyakit autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut parah.
Dalam penelitian tahun 2015, penggunaan vitamin D sintesis secara topikal selama 12 minggu terbukti meningkatkan pertumbuhan rambut secara signifikan pada penderita kondisi tersebut.
Penambahan Berat Badan dan Risiko Metabolik
Obesitas diketahui sebagai salah satu faktor risiko kekurangan vitamin D. Studi tahun 2020 pada orang dewasa menunjukkan adanya hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dengan peningkatan lemak perut dan berat badan, terutama pada pria.
Meski mekanismenya masih diteliti, kondisi ini memperkuat dugaan bahwa vitamin D berperan dalam metabolisme tubuh.
Dampak Kekurangan Vitamin D pada Bayi dan Anak
Kekurangan vitamin D tidak hanya menyerang orang dewasa. Pada bayi, kondisi ini dapat menyebabkan otot menjadi kaku, bayi tampak rewel, bahkan dalam kasus berat dapat memicu kejang dan sesak napas.
Sementara pada anak-anak, defisiensi vitamin D dapat menyebabkan rakitis, pertumbuhan terhambat, gigi tumbuh lebih lambat, hingga mudah terkena infeksi saluran pernapasan.
Dalam kasus langka namun serius, kekurangan vitamin D pada anak juga dapat meningkatkan risiko kardiomiopati, yaitu kelemahan pada otot jantung.
Risiko Serius pada Orang Dewasa
Pada orang dewasa, kekurangan vitamin D dalam jangka panjang dapat memicu osteomalasia, yaitu kondisi tulang menjadi lunak dan mudah patah.
Selain itu, sejumlah penelitian mengaitkan defisiensi vitamin D dengan meningkatnya risiko demensia, penyakit Alzheimer, skizofrenia, serta penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal jantung.
Baca Juga: Luar Biasa, Vitamin D Punya Kemampuan Cegah Kanker
Berapa Kebutuhan Vitamin D Harian?
Kebutuhan vitamin D setiap orang berbeda tergantung usia. Berdasarkan rekomendasi:
- Bayi di bawah 1 tahun membutuhkan 400 IU per hari
- Anak di atas 1 tahun membutuhkan 600 IU per hari
- Orang dewasa, baik pria maupun wanita, membutuhkan 600 IU per hari
Pemenuhan kebutuhan vitamin D dapat dilakukan dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi serta mengonsumsi makanan kaya vitamin D, seperti ikan berlemak, kuning telur, dan susu yang diperkaya vitamin D.
Jangan Anggap Remeh Kekurangan Vitamin D
Kekurangan vitamin D bukan masalah sepele. Dampaknya bisa merembet ke berbagai aspek kesehatan, mulai dari tulang, otot, imun, hingga kesehatan mental.
Oleh karena itu, mengenali tanda-tandanya sejak dini dan memastikan asupan vitamin D tercukupi adalah langkah penting untuk menjaga kualitas hidup dan mencegah risiko penyakit serius di kemudian hari.