Writer: fypmedia - Selasa, 28 Oktober 2025
FYPMedia.id - Lutut yang sakit/nyeri selama ini identik dengan lansia, tetapi belakangan justru makin banyak dikeluhkan oleh generasi muda.
Keluhan seperti ini mengindikasikan pergeseran tren penting, dan bisa jadi alarm bagi kesehatan jangka panjang Anda.
"lutut aku yang kanan sering nyeri sakit, aku cobain gerakan ini, gerakan terakhir yang kanan kerasa banget,†tulis seorang netizen di TikTok.
"Kak aku klo abis beraktivitas berat seperti ngebasket, jogging, dll, itu kok lutut aku kek nyeri/sakit gituu itu knp yahh smpe jalan aja skitt pls jawab kak..itu berbahaya gakk dan itu penyakit apa,†tambah lainnya.
Kutipan di atas mencerminkan realitas di lapangan: banyak anak muda yang aktif bergerak namun justru mulai merasakan keluhan lutut yang selama ini dianggap milik orang tua.
Kenapa Gen Z juga mulai merasakan nyeri lutut?
Menurut Ivan Mucharry Dalitan, SpOT (K), spesialis ortopedi dari Siloam Hospitals Mampang, faktor penyebabnya bersifat multifaktor dan berkaitan erat dengan gaya hidup dan aktivitas fisik generasi kini:
"Sekarang tuh generasi muda kita tuh lebih aktif. Kalau lebih aktif pasti ada kemungkinan untuk cedera. Kenapa bisa cedera? Misalnya yang hobi lari, mungkin ada hubungan dengan larinya," kata dr Ivan, dikutip dari detik.com, Selasa (28/10/2025).
Fakta riset juga mendukung bahwa keluhan lutut di usia muda makin banyak terjadi. Sebuah studi menyebut prevalensi masalah lutut di kalangan dewasa muda bisa mencapai lebih dari 30 %.
Beberapa faktor utama yang ditemukan riset sebagai pemicu nyeri lutut di usia muda:
- Aktivitas fisik yang intens tanpa adaptasi tubuh yang memadai (over-use injury).
- Kelebihan berat badan (BMI tinggi) yang menambah beban pada sendi lutut.
- Gaya hidup yang aktif tetapi persiapan dan tekniknya kurang tepat — misalnya langsung lari jauh tanpa pemanasan atau tanpa adaptasi otot dan sendi.
5 Penyebab Nyeri Lutut yang Sering Dialami Usia Muda
Berikut adalah penyebab umum nyeri lutut pada generasi muda—dan sedikit penjelasan mendalam:
- Cedera/Over-use Gerakan berulang saat olahraga—termasuk lompat, berlari, atau perubahan arah secara tiba-tiba—dapat menyebabkan robekan ligamen, meniskus, atau iritasi sendi.
- Osteoartritis Awal Meski biasanya dialami lansia, osteoartritis juga sudah mulai muncul di usia lebih muda akibat penggunaan sendi yang berat tanpa pemulihan yang cukup.
- Rheumatoid arthritis atau kondisi autoimun lainnya Peradangan kronis pada sendi dapat menyerang lutut seperti bagian tubuh lainnya.
- Asam Urat / Kristal di Sendi Makanan tinggi purin atau metabolisme yang terganggu bisa menimbulkan kristal di sendi lutut dan memicu nyeri akut.
- Infeksi Sendi / Patologi Sendi Lainnya Meski lebih jarang, infeksi bakteri/virus atau gangguan struktur sendi bisa membuat lutut nyeri, bengkak, dan sulit digerakkan.
Tips Pencegahan Cerdas untuk Generasi Aktif
Agar Anda tetap bisa bergerak dengan bebas tanpa harus terus-menerus merasa was-was dengan lutut, berikut beberapa strategi ampuh:
- Gunakan sepatu atau alas kaki yang tepat saat berolahraga.
- Lakukan pemanasan (warm-up) dan pendinginan (cool-down) setiap kali olahraga.
- Gunakan pelindung lutut atau brace bila olahraga Anda melibatkan tekanan tinggi pada lutut.
- Jaga berat badan ideal agar beban pada sendi lutut tetap terkendali.
- Konsumsi makanan kaya kalsium dan nutrisi penunjang tulang & sendi.
- Bila muncul rasa nyeri atau kaku pada lutut: lakukan kompres es selama 10–15 menit, istirahat dari aktivitas berat, dan bila perlu konsultasikan ke dokter.
Kenali Kapan Harus ke Dokter
Menurut situs Cleveland Clinic: "Knee pain may be the result of an injury, such as a ruptured ligament or torn cartilage. Medical conditions — including arthritis, gout and infections — also can cause knee pain.â€
Jika Anda mengalami nyeri lutut yang menetap, makin parah, disertai bengkak, kemerahan, atau kesulitan bergerak, sebaiknya segera temui profesional kesehatan. Jangan diabaikan karena bisa menjadi gejala masalah lebih serius.
Sentilan Realitas: Nyeri Lutut Bukan Cuma "Masalah Lansiaâ€
Kini banyak riset mencatat bahwa masalah lutut bukan hanya milik generasi lebih tua.
Misalnya, sebuah penelitian menunjuk bahwa "obesity and sedentary behaviour… risk factors … are increasing in younger adults.â€
Artinya: generasi muda yang aktif atau yang belum optimal persiapannya sama-sama rentan.
Kebiasaan bergerak secara ekstrem atau gaya hidup kurang aktif keduanya bisa "membayar tagihan†lewat lutut yang sakit.