FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
16 Anggota KKB Bakar SMP di Papua: Aksi Brutal di Kiwirok, Aparat Kerahkan Operasi Besar

News

16 Anggota KKB Bakar SMP di Papua: Aksi Brutal di Kiwirok, Aparat Kerahkan Operasi Besar

Writer: Astriyani Sijabat - Rabu, 08 Oktober 2025

16 Anggota KKB Bakar SMP di Papua: Aksi Brutal di Kiwirok, Aparat Kerahkan Operasi Besar

FYP Media.ID - wilayah Pegunungan Bintang kembali diguncang aksi kekerasan. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dari kelompok Ngalum Kupel membakar SMP Negeri Kiwirok di Desa Sopamikma, Distrik Kiwirok, dalam sebuah tindakan brutal yang mengancam masa depan pendidikan anak-anak Papua.

Menurut laporan Operasi Damai Cartenz, sebanyak 16 orang tak dikenal terlihat melakukan pembakaran terhadap gedung sekolah tersebut. Meski aparat gabungan dari berbagai satuan langsung merespons kejadian, para pelaku berhasil melarikan diri ke arah Desa Delpem.

"Serangan terhadap sekolah adalah tindakan keji yang menargetkan masa depan anak-anak Papua. Ini bukan hanya kejahatan terhadap negara, tetapi juga terhadap kemanusiaan,” — tegas Brigjen Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz.

Kronologi Pembakaran SMP Negeri Kiwirok

Kejadian mengerikan ini berlangsung pada Selasa, 7 Oktober 2025, saat suasana di Distrik Kiwirok terbilang cukup tenang. Namun situasi berubah drastis ketika sekelompok orang bersenjata mendatangi SMP Negeri Kiwirok dan langsung membakar bangunan sekolah.

Aparat gabungan yang terdiri dari:

  • Satgas Operasi Damai Cartenz

  • Satgas Pamtas Yonif RK 753

  • Satgas Prayuda (Mamta)

  • Satgas BAIS

  • Satgas Rajawali

  • Polsek Distrik Kiwirok

...langsung diterjunkan ke lokasi. Sayangnya, kecepatan respons ini belum cukup untuk menangkap para pelaku yang telah melarikan diri lebih dahulu ke wilayah pegunungan yang sulit dijangkau.

Langkah Taktis Aparat: Amankan Desa Mangoldolki

Dalam langkah cepat dan strategis, aparat gabungan segera memperkuat pengamanan di Desa Mangoldolki, yang hanya berjarak beberapa kilometer dari lokasi kejadian. Pengamanan dilakukan untuk mencegah aksi lanjutan, terutama ancaman terhadap SD Negeri Kiwirok yang juga berada dalam radius rawan serangan.

"Kami akan terus memburu para pelaku dan memastikan wilayah Kiwirok tetap aman,” tegas Brigjen Faizal.

Aksi Teror KKB: Bukan yang Pertama

Kejadian ini bukan kali pertama SMP Negeri Kiwirok menjadi sasaran kekejaman KKB Papua. Pada tahun 2021, sekolah ini juga dibakar oleh kelompok bersenjata yang sama. Akibatnya, kegiatan belajar-mengajar saat itu harus dipindahkan ke SMP Negeri 1 Oksibil yang berada di Kota Oksibil.

Fakta ini menunjukkan bahwa fasilitas pendidikan di Papua telah lama menjadi target strategis kelompok separatis bersenjata, yang ingin menciptakan teror dan memutus akses generasi muda Papua terhadap pendidikan.

Imbauan: Jangan Terprovokasi, Laporkan Aktivitas Mencurigakan

Menanggapi kejadian ini, Wakaops Damai Cartenz Kombes Adarma Sinaga mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat:

"Kami meminta masyarakat tetap tenang, tidak terprovokasi, dan segera melapor jika melihat pergerakan mencurigakan. Aparat keamanan selalu hadir untuk melindungi dan menjamin keselamatan warga.”

Imbauan ini menjadi penting karena pola serangan KKB sering kali ditujukan untuk memancing reaksi emosional dari masyarakat, agar terjadi kekacauan lebih besar di wilayah tersebut.

Komitmen Satgas Operasi Damai Cartenz: Papua Harus Aman

Meski menghadapi medan berat dan tantangan geografis ekstrem di Pegunungan Bintang, aparat menegaskan tidak akan mundur dalam menumpas aksi teror KKB Papua.

Satgas Damai Cartenz telah lama beroperasi di Papua, membawa misi utama: menciptakan stabilitas, menjamin keamanan masyarakat, dan menegakkan hukum secara tegas namun manusiawi.

Operasi kali ini bukan hanya berburu pelaku pembakaran, tapi juga menjadi bagian dari operasi intelijen dan patroli berskala besar yang bertujuan memetakan jaringan KKB secara keseluruhan.

Serangan terhadap Pendidikan: Luka Batin bagi Anak Papua

Serangan terhadap sekolah tidak hanya berdampak pada infrastruktur, tapi juga menggores luka psikologis mendalam bagi siswa dan guru.

Dalam konflik berkepanjangan seperti yang terjadi di Papua, pendidikan adalah korban tersembunyi yang sering luput dari perhatian media nasional. Anak-anak Papua yang seharusnya mendapatkan hak pendidikan yang layak justru tumbuh dalam ketakutan, trauma, dan keterbatasan.

KKB Papua dengan kejam mencoba menghancurkan harapan generasi muda melalui aksi-aksi teror terhadap fasilitas pendidikan. Inilah yang menjadikan pembakaran SMP Negeri Kiwirok sebagai tragedi kemanusiaan, bukan sekadar tindak kriminal.

Perlu Dukungan Nasional: Papua Tidak Bisa Dibiarkan Sendiri

Insiden pembakaran ini seharusnya menjadi alarm nasional. Perlu ada dukungan yang lebih masif dari semua pihak—pemerintah pusat, media, LSM, dan tokoh masyarakat—untuk:

  1. Memperkuat sistem keamanan di daerah rawan konflik

  2. Memberikan trauma healing dan dukungan psikologis untuk siswa dan guru

  3. Mempercepat pembangunan kembali fasilitas pendidikan

  4. Melawan narasi teror yang disebarkan oleh KKB Papua

Penutup: Lawan Teror, Jaga Masa Depan Papua

Tragedi pembakaran SMP Negeri Kiwirok oleh KKB Ngalum Kupel bukan sekadar berita lokal. Ini adalah serangan terhadap masa depan bangsa, terhadap anak-anak yang ingin sekolah dan bermimpi besar.

Pemerintah dan masyarakat harus bersatu. Terorisme tidak boleh menang di Tanah Papua.

Papua butuh damai, bukan peluru. Papua butuh buku, bukan api.

Tags:

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us