Writer: fypmedia - Senin, 27 Oktober 2025
FYPMedia.id – Sebuah penelitian internasional mengungkap fakta mengejutkan tentang perbedaan penyusutan otak antara pria dan wanita seiring bertambahnya usia.
Menurut studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), otak pria menunjukkan penurunan volume yang lebih tajam dibanding wanita, meski prevalensi Alzheimer justru lebih tinggi pada perempuan.
"Jika otak perempuan mengalami penurunan lebih banyak, hal itu bisa jadi menjelaskan tingginya prevalensi Alzheimer,†ujar Anne Ravndal, ahli saraf dari Universitas Oslo, Norwegia, yang menjadi salah satu penulis studi, dikutip dari Science Alert.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada tahun 2021 terdapat 57 juta orang di seluruh dunia hidup dengan demensia, dan tiap tahunnya muncul hampir 10 juta kasus baru.
Menariknya, Alzheimer sebagai bentuk paling umum dari demensia ternyata hampir dua kali lebih banyak dialami oleh wanita dibanding pria.
Secara global, penyakit alzheimer justru hampir dua kali lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria. Pada usia 45 tahun, risiko wanita untuk mulai mengalami kondisi ini adalah 1:5, sedangkan pada pria 1:10.
Metode Penelitian dan Analisis MRI
Penelitian ini melibatkan lebih dari 12.000 hasil pemindaian MRI otak dari hampir 5.000 orang sehat berusia 17–95 tahun. Setiap partisipan menjalani setidaknya dua kali MRI dengan interval rata-rata tiga tahun.
Peneliti menyesuaikan ukuran otak berdasarkan jenis kelamin untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang biologi penuaan otak.
Hasilnya menunjukkan bahwa pria mengalami penyusutan otak lebih tajam, khususnya pada beberapa area yang berperan dalam memori, gerakan, dan pemrosesan visual.
Misalnya, bagian korteks postcentral yang memproses sensasi seperti sentuhan, rasa sakit, dan posisi tubuh, menyusut sekitar 2 persen per tahun pada pria, sedangkan wanita hanya 1,2 persen.
Selain itu, pria juga mengalami penipisan lapisan korteks luar otak (cortex) pada area parahippocampal dan fusiform, serta penurunan struktur subkortikal seperti putamen dan kaudatus, yang memiliki peran penting dalam fungsi motorik.
Sementara itu, wanita menunjukkan pelebaran ventrikel otak, rongga berisi cairan otak yang merupakan tanda penuaan, namun secara keseluruhan struktur otak wanita lebih stabil dibanding pria.
Baca Juga: 7 Tanda Awal Kanker Otak yang Sering Diabaikan, Nomor 5 Paling Mengejutkan!
Mengapa Alzheimer Lebih Banyak Terjadi pada Wanita?
Meski otak pria menyusut lebih cepat, prevalensi Alzheimer lebih tinggi pada wanita. Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami alasan biologisnya, namun beberapa faktor diduga berperan:
- Perubahan hormonal pasca-menopause
- Perbedaan sistem kekebalan tubuh dan sirkulasi darah
- Faktor genetik
- Usia harapan hidup yang lebih panjang
"Penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin dalam penurunan otak akibat penuaan tidak bisa dijadikan penyebab utama tingginya angka Alzheimer pada wanita,†kata Anne Ravndal.
Perbedaan Penurunan Otak Berdasarkan Jenis Kelamin
Dalam penelitian, peneliti menemukan perbedaan nyata dalam beberapa aspek:
- Volume otak total: Pria menyusut lebih cepat secara keseluruhan.
- Volume otak subkortikal: Area penting untuk gerakan menurun tajam pada pria.
- Ketebalan korteks: Penipisan lebih signifikan pada pria di banyak wilayah korteks.
- Luas permukaan korteks: Wanita mengalami perubahan lebih lambat.
Wanita baru menunjukkan penurunan hippocampus yang lebih cepat di usia lanjut, kemungkinan akibat harapan hidup yang lebih tinggi.
Dampak Penyusutan Otak pada Fungsi Kognitif
Meskipun penelitian ini menekankan perbedaan biologis penyusutan otak, dampaknya terhadap fungsi kognitif dan risiko penyakit masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Para ilmuwan menekankan bahwa lokasi penyusutan otak dapat memberi petunjuk penting tentang gangguan fungsi, tetapi tidak selalu menunjukkan risiko demensia secara langsung.
Beberapa studi justru menunjukkan bahwa penyusutan tertentu kadang-kadang bisa adaptif, membantu otak menyesuaikan diri dengan proses penuaan.
Anne Ravndal menambahkan, "Membedakan pengaruh jenis kelamin terhadap otak dari faktor genetik dan lingkungan bukan hal mudah, apalagi karena kurangnya penelitian jangka panjang yang mendalam.â€
Baca Juga: Dalam 4 Hari Otak Bisa Terganggu! Ini Efek Mengejutkan Junk Food pada Fungsi Memori
Implikasi Penelitian untuk Kesehatan dan Pencegahan
Temuan ini menegaskan pentingnya memahami perbedaan jenis kelamin dalam penuaan otak untuk merancang strategi pencegahan Alzheimer yang lebih efektif.
- Pria: Lebih cepat mengalami penurunan volume otak, sehingga disarankan menjaga kesehatan otak melalui pola makan sehat, olahraga, stimulasi mental, dan kontrol faktor risiko kardiovaskular.
- Wanita: Meskipun penyusutan otak lebih lambat, risiko Alzheimer lebih tinggi, terutama karena faktor usia dan hormonal. Penting untuk deteksi dini melalui skrining kognitif rutin.