FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Benarkah Kuning Telur Pemicu Kolesterol Tinggi? Ini Penjelasan Ahli

News

Benarkah Kuning Telur Pemicu Kolesterol Tinggi? Ini Penjelasan Ahli

Writer: Raodatul - Kamis, 25 Desember 2025 08:00:00

Benarkah Kuning Telur Pemicu Kolesterol Tinggi? Ini Penjelasan Ahli
Sumber gambar: Ilustrasi Kuning Telur/Freepik

FYPMedia.id - Telur telah lama menjadi salah satu bahan pangan favorit masyarakat Indonesia. Selain mudah diolah, telur dikenal sebagai sumber protein hewani yang bergizi tinggi dan ramah di kantong. 

Namun, di balik popularitasnya, muncul satu stigma yang terus bertahan hingga kini: kuning telur disebut-sebut sebagai penyebab utama kolesterol tinggi.

Akibat anggapan tersebut, tak sedikit orang yang memilih membuang kuning telur dan hanya mengonsumsi bagian putihnya. 

Tujuannya satu, yakni menghindari lonjakan kolesterol yang diyakini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Tapi, benarkah langkah ini sudah tepat secara medis?

Sejumlah ahli gizi dan dokter spesialis justru menilai bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, bahkan cenderung menyesatkan jika tidak dibarengi pemahaman pola makan yang utuh.

Ahli Gizi: Kuning Telur Bukan Musuh Utama Kolesterol

Ahli gizi, Dr Rita R, DCN, M Kes, mengakui bahwa banyak masyarakat sengaja menghindari kuning telur karena dianggap sebagai “biang keladi” kolesterol tinggi. Namun, ia menegaskan bahwa pola tersebut sering kali tidak diiringi dengan perubahan gaya hidup sehat secara menyeluruh.

Menurutnya, masih banyak orang yang membuang kuning telur, tetapi tetap mengonsumsi gorengan, santan, hingga daging merah berlemak dalam jumlah besar. 

Padahal, makanan-makanan inilah yang justru memiliki dampak lebih besar terhadap peningkatan kolesterol jahat (LDL).

"Di sini salah kaprah sekali. Justru kalau kita bandingkan berdiri sendiri masing-masing. Maka yang paling besar pengaruhnya pada gangguan jantung itu adalah makanan yang diolah dengan cara digoreng dan dibakar dan santan kentang. Dibandingkan dengan kuning telur itu," kata Dr Rita saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, meskipun kuning telur memang mengandung kolesterol, bagian ini juga menyimpan nutrisi penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Baca Juga: 3 Resep Olahan Telur untuk Lauk Sehari-hari yang Lezat dan Mudah

Kandungan Gizi Kuning Telur yang Sering Terlupakan

Kuning telur bukan sekadar sumber kolesterol. Di dalamnya terkandung biotin, vitamin B kompleks yang berperan penting dalam metabolisme tubuh dan pembentukan vitamin D. 

Selain itu, kuning telur juga mengandung lemak sehat, antioksidan, serta vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.

Menurut Dr Rita, menghilangkan kuning telur sepenuhnya justru bisa membuat tubuh kehilangan asupan nutrisi penting, terutama jika tidak digantikan dengan sumber gizi lain yang setara.

Ia pun menegaskan bahwa konsumsi kuning telur masih tergolong aman, asalkan jumlah dan pola makan secara keseluruhan tetap terkontrol.

"Yang harus mereka reduksi itu adalah penggunaan daging merah berlemak. Dan penggunaan pengolahan makanan yang digoreng, dibakar dan disantan," ujarnya.

Sebagai panduan umum, Dr Rita merekomendasikan konsumsi kuning telur sekitar lima butir per minggu, atau setara dengan satu butir per hari.

Dokter Jantung: Satu Telur Sudah Cukup untuk Kebutuhan Kolesterol

Pendapat serupa juga disampaikan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Hasjim H, SpJP. Ia menilai bahwa telur tidak seharusnya langsung disalahkan sebagai penyebab kolesterol tinggi, tanpa melihat konteks asupan makanan lain.

Menurutnya, secara statistik, satu butir telur sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kolesterol harian tubuh.

"Secara statistik, satu telur saja sudah cukup sebenarnya untuk memenuhi kolesterol kita," kata dr Hasjim.

Ia menambahkan bahwa putih telur bebas kolesterol, sehingga jumlah konsumsinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan protein masing-masing individu. Namun, untuk kuning telur, pembatasan tetap diperlukan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung.

Kolesterol Tinggi Tidak Datang dari Telur Saja

dr Hasjim juga mengingatkan bahwa peningkatan kolesterol darah tidak pernah disebabkan oleh satu jenis makanan saja. Justru, kombinasi pola makan tidak sehat dalam jangka panjang menjadi faktor utama.

"Nah, kalau dibilang apakah tidak boleh makan telur? Saya sih kurang setuju. Yang salah adalah sudah kebanyakan makan telur, tambah gorengan, tambah gulai. Nah, akhirnya konsumsi lemak itu akan jauh berlebih," jelasnya.

Ia menekankan bahwa konsumsi telur seharusnya dilihat sebagai bagian dari pola makan seimbang, bukan sebagai penyebab tunggal masalah kolesterol.

Baca Juga: 5 Fakta Nutrisi Telur Rebus, Ceplok, dan Dadar yang Wajib Kamu Tahu

Mitos vs Fakta: Kandungan Kolesterol dalam Telur

Secara ilmiah, satu butir telur memang mengandung sekitar 185–200 miligram kolesterol, sementara batas asupan kolesterol harian yang dianjurkan berkisar maksimal 300 miligram.

Artinya, jika seseorang mengonsumsi dua butir telur sekaligus, asupan kolesterol hariannya sudah hampir atau bahkan melebihi batas. Namun, kondisi ini baru menjadi masalah jika dibarengi dengan konsumsi makanan tinggi lemak jenuh lainnya.

Faktanya, kenaikan kolesterol darah lebih sering dipicu oleh:

  • Daging berlemak
  • Keju dan mentega
  • Kulit ayam
  • Jeroan
  • Es krim dan makanan ultra-proses. Bukan semata-mata dari telur.

Berapa Batas Aman Konsumsi Telur?

Bagi orang sehat, konsumsi telur 4–5 butir per minggu masih tergolong aman. Bahkan bagi pengidap kolesterol tinggi, telur tetap boleh dikonsumsi dengan catatan jumlahnya dibatasi dan diimbangi makanan sehat lain.

Jika merasa khawatir, pilihan mengonsumsi putih telur lebih banyak dan membatasi kuningnya bisa menjadi solusi sementara. Namun, langkah ini tetap perlu disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi dan kondisi kesehatan masing-masing.

Pola Makan Sehat Lebih Penting dari Sekadar Menghindari Telur

Para ahli sepakat bahwa kunci utama menjaga kolesterol tetap stabil bukanlah dengan menghindari satu jenis makanan, melainkan membangun pola hidup sehat secara konsisten.

Beberapa langkah penting yang disarankan antara lain:

  • Memperbanyak konsumsi buah dan sayur
  • Mengonsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian
  • Memilih sumber lemak sehat seperti ikan berlemak dan minyak zaitun
  • Mengurangi gorengan dan makanan bersantan
  • Rutin berolahraga
  • Melakukan pemeriksaan kolesterol secara berkala

Dengan pendekatan ini, telur, termasuk kuningnya, tetap bisa menjadi bagian dari menu sehat harian.

Kesimpulan

Anggapan bahwa kuning telur adalah penyebab utama kolesterol tinggi tidak sepenuhnya benar. Para ahli menegaskan bahwa konsumsi telur dalam jumlah wajar masih aman, bahkan bermanfaat, selama diimbangi dengan pola makan sehat dan gaya hidup aktif.

Alih-alih langsung membuang kuning telur, masyarakat justru perlu lebih waspada terhadap konsumsi gorengan, daging berlemak, dan makanan olahan berlebihan yang terbukti lebih berbahaya bagi kesehatan jantung.

Dengan pemahaman yang tepat, telur tak lagi perlu ditakuti, yang perlu dikendalikan adalah keseluruhan pola makan dan gaya hidup.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us