Writer: Astriyani Sijabat - Rabu, 12 November 2025
FYP Media - Setiap 12 November, masyarakat Indonesia memperingati Hari Ayah Nasional, momen istimewa untuk menghormati sosok ayah yang penuh kasih, pekerja keras, dan selalu menjadi pelindung keluarga.
Namun tahukah kamu, di dunia internasional, Hari Ayah justru dirayakan pada tanggal yang berbeda, bahkan dengan latar sejarah dan tradisi unik di setiap negara?
Meski berbeda tanggal, maknanya tetap sama: menghargai peran penting seorang ayah dalam keluarga dan kehidupan anak-anaknya.
Yuk, simak penjelasan lengkap tentang asal-usul, sejarah, dan perbedaan Hari Ayah Nasional dan Internasional berikut ini — biar kamu nggak cuma ikut merayakan, tapi juga tahu makna mendalam di baliknya!
1. Hari Ayah Nasional di Indonesia: Berawal dari Sebuah Pertanyaan Sederhana
Peringatan Hari Ayah Nasional di Indonesia ditetapkan setiap 12 November.
Ternyata, ide awalnya muncul bukan dari pemerintah, tapi dari Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) Solo pada tahun 2004.
Semua bermula ketika PPIP menggelar Sayembara Menulis Surat untuk Ibu. Dalam kegiatan tersebut, banyak peserta bertanya:
“Kenapa ada Hari Ibu, tapi tidak ada Hari Ayah?”
Pertanyaan sederhana itu menjadi pemicu sejarah besar. PPIP kemudian menyadari bahwa ayah juga memiliki peran penting dalam keluarga, bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga pelindung, pendidik, dan teladan bagi anak-anaknya.
Mereka pun bertekad untuk menciptakan hari khusus untuk menghormati sosok ayah di Indonesia.
2. Deklarasi Hari Ayah Nasional Tahun 2006
Setelah melalui berbagai diskusi dan kampanye, akhirnya pada 12 November 2006, Hari Ayah Nasional dideklarasikan secara resmi di dua tempat sekaligus: Solo (Jawa Tengah) dan Maumere (Nusa Tenggara Timur).
Dalam momen bersejarah itu, PPIP juga meluncurkan buku berjudul “Kenangan untuk Ayah” yang berisi 100 surat anak-anak Indonesia tentang sosok ayah mereka.
Isi buku tersebut menggambarkan betapa besar peran ayah dalam membentuk karakter, keteguhan, dan kasih sayang keluarga.
Sejak saat itu, 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional, dan setiap tahunnya masyarakat Indonesia diajak untuk mengucapkan terima kasih kepada seluruh figur ayah — termasuk ayah tunggal, kakek, maupun sosok lain yang berperan sebagai ayah dalam kehidupan seseorang.
3. Hari Ayah Internasional: Awal Mula di Amerika Serikat
Berbeda dengan Indonesia, Hari Ayah Internasional memiliki sejarah panjang yang bermula dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20.
Menurut laman BBC, gagasan ini dicetuskan oleh seorang perempuan bernama Sonora Smart Dodd dari Spokane, Washington.
Sonora terinspirasi dari Hari Ibu (Mother’s Day) yang lebih dulu ada. Ia merasa sang ayah, William Jackson Smart, seorang veteran Perang Saudara Amerika yang membesarkan enam anak sendirian setelah istrinya meninggal, juga layak mendapat penghormatan.
Pada tahun 1909, Sonora mengajukan ide agar ada hari khusus untuk menghormati para ayah.
Usulnya diterima oleh gereja setempat, dan pada 19 Juni 1910, perayaan Hari Ayah pertama kali dilakukan secara tidak resmi di Spokane.
Popularitasnya terus berkembang hingga akhirnya pada 1966, Presiden Lyndon B. Johnson menetapkan hari Minggu ketiga bulan Juni sebagai Hari Ayah di Amerika Serikat.
Enam tahun kemudian, Presiden Richard Nixon mengesahkan tanggal tersebut secara resmi menjadi hari peringatan nasional.
Kini, hampir seluruh negara di dunia — termasuk Inggris, Prancis, dan Meksiko — ikut merayakan Hari Ayah Internasional pada Minggu ketiga bulan Juni.
Tahun 2025 ini, perayaannya jatuh pada 15 Juni 2025.
4. Perbedaan Hari Ayah di Berbagai Negara Dunia
Menariknya, setiap negara punya cara dan waktu berbeda untuk merayakan Hari Ayah, meski maknanya tetap sama: cinta dan penghargaan untuk sang ayah.
Berikut beberapa contoh peringatan Hari Ayah dari berbagai negara:
- 🇮🇩 Indonesia: 12 November (Hari Ayah Nasional, sejak 2006).
- 🇺🇸 Amerika Serikat: Minggu ketiga Juni (resmi sejak 1972).
- 🇪🇸 Spanyol & Italia: 19 Maret, bertepatan dengan Hari Santo Yusuf (patron para ayah).
- 🇩🇪 Jerman: Hari Kamis keenam setelah Paskah, dikenal sebagai Vatertag.
- 🇹🇭 Thailand: 5 Desember, bertepatan dengan ulang tahun mendiang Raja Bhumibol Adulyadej yang dianggap sebagai Bapak Bangsa.
- 🇳🇵 Nepal: Dirayakan dengan ritual shraddha, doa dan penghormatan bagi ayah yang masih hidup maupun telah tiada.
- 🇫🇷 Prancis: Anak-anak memberikan bunga mawar merah untuk ayah yang hidup dan mawar putih untuk ayah yang sudah meninggal dunia.
Dari tradisi yang beragam ini, kita bisa melihat bahwa cinta kepada ayah adalah nilai universal, meski dirayakan dengan cara dan waktu berbeda.
5. Makna dan Filosofi Hari Ayah: Bukan Sekadar Ucapan
Baik Hari Ayah Nasional maupun Internasional, keduanya memiliki makna mendalam tentang penghargaan, tanggung jawab, dan cinta tanpa syarat.
Hari Ayah bukan sekadar momen untuk memberikan hadiah atau ucapan di media sosial, tetapi waktu untuk merefleksikan peran besar ayah dalam hidup kita.
Bagi banyak anak, sosok ayah adalah figur kekuatan dan keteguhan hati.
Namun di balik ketegasan itu, tersimpan kasih sayang yang tulus dan pengorbanan besar.
Ayah bekerja keras tanpa pamrih, menjaga, membimbing, dan memastikan keluarganya selalu dalam keadaan terbaik.
Tak hanya itu, di era modern seperti sekarang, peran ayah juga semakin bertransformasi — tak lagi sekadar pencari nafkah, tetapi juga pendidik emosional, sahabat bagi anak, dan mitra sejajar bagi ibu.
Maka, memperingati Hari Ayah bukan hanya tentang nostalgia, tapi juga pengingat untuk menghargai setiap peluh dan cinta yang diberikan sosok ayah dalam diam.
Refleksi: Dua Tanggal, Satu Makna Cinta
Meski berbeda tanggal — 12 November di Indonesia dan Minggu ketiga Juni di dunia internasional — keduanya lahir dari semangat yang sama: menghormati cinta seorang ayah.
Hari Ayah adalah momen untuk:
- Mengucapkan terima kasih atas segala pengorbanan.
- Menunjukkan rasa cinta yang mungkin jarang diungkapkan.
- Menguatkan kembali hubungan antara ayah dan anak yang kadang renggang karena kesibukan.
Tak perlu hadiah mahal. Ucapan sederhana, pelukan hangat, atau sekadar waktu bersama sudah cukup untuk membuat ayah merasa dicintai.
Kesimpulan: Cinta Ayah Tak Pernah Usang
Dari Solo hingga Spokane, dari Indonesia hingga Amerika, Hari Ayah hadir sebagai simbol cinta lintas budaya.
Setiap negara punya kisah dan tradisinya sendiri, tapi tujuannya tetap satu — menghargai peran ayah sebagai pahlawan keluarga.
Maka, di Hari Ayah ini, jangan ragu untuk berkata:
“Terima kasih, Ayah. Engkaulah pelindung pertama dan cinta terbesar dalam hidupku.”