Writer: Raodatul - Selasa, 30 Desember 2025 10:25:40
FYPMedia.id - Bencana alam kembali melanda wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kali ini, angin puting beliung dengan kekuatan ekstrem menerjang kawasan Kecamatan Kemang dan menyebabkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan, bahkan beberapa di antaranya tertimpa potongan sayap pesawat bekas yang terangkat oleh angin kencang. Peristiwa ini terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat sedikitnya 55 rumah warga rusak akibat terjangan puting beliung yang terjadi pada Senin sore, 29 Desember 2025.
Kerusakan rumah bervariasi, mulai dari kategori ringan, sedang, hingga rusak berat, dengan sebagian bangunan nyaris hancur total.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, menjelaskan bahwa wilayah terdampak paling parah berada di Desa Pondok Udik dan Desa Jampang, Kecamatan Kemang.
Di Desa Pondok Udik, khususnya Kampung Babakan, sejumlah rumah mengalami kerusakan serius akibat tertimpa material pesawat.
"Desa Pondok Udik, Kampung Babakan 10 rumah rusak sedang dan 14 rusak ringan, termasuk tiga rumah tertimpa bagian bangkai pesawat. (Kemudian) Desa Jampang ada 12 rumah rusak ringan," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani kepada wartawan, dilansir dari detikcom, Selasa (30/12/2025).
Sayap Pesawat Terangkat Angin, Terbang Ratusan Meter
Salah satu fakta paling mengejutkan dalam kejadian ini adalah terangkatnya potongan sayap pesawat bekas oleh angin puting beliung.
Material pesawat tersebut diketahui berasal dari sebuah bengkel atau lokasi penampungan bangkai pesawat milik pribadi yang berada tidak jauh dari permukiman warga.
Angin kencang yang disertai hujan deras membuat potongan sayap pesawat terbang sejauh ratusan meter dan akhirnya menimpa rumah warga, menyebabkan kerusakan berat pada bagian atap dan dinding bangunan.
Baca Juga: Tragedi Kapal Wisata KM Putri Sakinah Tenggelam, YLKI Desak Audit Ketat
Kepala Desa Pondok Udik, M. Sutisna, mengungkapkan bahwa total sekitar 30 rumah di wilayahnya terdampak langsung oleh bencana ini, dengan dua rumah mengalami kerusakan parah akibat tertimpa sayap pesawat.
"Kurang lebih sekitar 30 rumah warga terdampak akibat puting beliung ini," ungkap Sutisna di Bogor, seperti yang dilansir oleh Antara.
Ia menjelaskan bahwa potongan bangkai pesawat tersebut terbawa angin hingga menempuh jarak yang cukup jauh sebelum menghantam permukiman warga.
"Bangkai pesawat itu terbang sekitar 300 meter dan menimpa rumah warga kami," tambahnya.
Menurut Sutisna, bagian pesawat yang terlepas merupakan potongan sayap yang sebelumnya berada di area penampungan bangkai pesawat.
"Kalau kita lihat, ini bagian dari sayap, potongan sayap pesawat yang ada di kuburan pesawat dan terbawa angin puting beliung," jelasnya.
Kerusakan Rumah Capai 100 Persen
Berdasarkan hasil pendataan sementara di lapangan, tingkat kerusakan rumah warga sangat bervariasi. Sebagian besar rumah mengalami kerusakan pada bagian atap, namun ada pula bangunan yang dindingnya roboh akibat tekanan angin yang sangat kuat.
Bahkan, beberapa rumah dilaporkan mengalami kerusakan total dan tidak lagi layak huni.
"Kalau dilihat di lapangan, ada rumah yang kerusakannya mencapai 100 persen atau hancur," ujar Sutisna.
BPBD Kabupaten Bogor menyebutkan bahwa sebanyak 23 warga dari tujuh kepala keluarga terpaksa mengungsi sementara ke rumah kerabat karena rumah mereka mengalami kerusakan cukup parah.
"Korban luka maupun jiwa nihil. Korban mengungsi tujuh KK (Kepala Keluarga) yang terdiri dari 23 jiwa. Mereka mengungsi di rumah saudaranya di sekitar lokasi kejadian," ujar Adam.
Tidak Ada Korban Jiwa, Warga Selamat
Meski kerusakan yang ditimbulkan cukup besar dan insiden sayap pesawat tergolong sangat berbahaya, pihak berwenang memastikan tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam kejadian ini. Seluruh warga berhasil menyelamatkan diri sebelum material pesawat menghantam bangunan.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, semua selamat. Kerusakan lebih banyak pada rumah-rumah warga," kata Sutisna.
Puting beliung dilaporkan terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, bersamaan dengan hujan deras dan angin kencang yang melanda wilayah Kemang dan sekitarnya. Kondisi cuaca ekstrem tersebut menjadi pemicu utama terangkatnya material berat seperti sayap pesawat.
"Dikarenakan hujan deras disertai angin kencang, mengakibatkan material pesawat yang sudah tidak terpakai dari bengkel pesawat, terbawa oleh angin dan menimpa beberapa unit rumah di wilayah tersebut, sehingga mengalami kerusakan," kata Adam.
Baca Juga: Tinjau Lokasi Bencana Tapteng, Bobby Nasution: Rumah Rusak Diganti, Fasilitas Umum Diperbaiki
Evakuasi Bangkai Pesawat Masih Berlangsung
Hingga saat ini, sebagian material bangkai pesawat masih berada di atap rumah warga dan belum sepenuhnya dievakuasi. Proses evakuasi membutuhkan alat berat dan koordinasi lintas instansi karena ukuran serta bobot material pesawat yang cukup besar.
"Untuk saat ini material bangkai pesawat belum di evakuasi dan menurut keterangan Kepala Desa akan di evakuasi oleh pemilik bengkel pesawat," kata Adam.
Pemerintah desa bersama BPBD Kabupaten Bogor, unsur Muspika, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta pemadam kebakaran telah melakukan koordinasi intensif guna mempercepat proses evakuasi dan penanganan pascabencana.
"Kami sudah bekerja sama dengan Muspika, BPBD Kabupaten Bogor, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas untuk membantu warga yang terdampak," ungkap Sutisna.
Selain evakuasi material pesawat, petugas juga melakukan pendataan lanjutan terhadap rumah-rumah warga yang terdampak untuk menentukan langkah bantuan dan perbaikan.
Perlu Evaluasi Keamanan Penampungan Bangkai Pesawat
Peristiwa ini menjadi sorotan serius terkait aspek keselamatan lingkungan, khususnya keberadaan penampungan bangkai pesawat di dekat permukiman warga.
BPBD menegaskan bahwa dibutuhkan penanganan lanjutan serta evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
"Material pesawat yang sudah tidak terpakai tersebut, berasal dari bengkel pesawat milik pribadi. Dibutuhkan penanganan lebih lanjut dari pihak terkait," imbuh Adam.
Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengambil langkah mitigasi risiko, terutama menghadapi potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan.