Writer: Astriyani Sijabat - Senin, 13 Oktober 2025
FYP Media.id - Matcha dikenal sebagai minuman kekinian yang kaya manfaat. Mulai dari membantu pembakaran lemak, meningkatkan fokus, hingga kaya antioksidan yang bagus untuk kulit. Namun, di balik segala kebaikannya, ternyata konsumsi matcha yang tidak tepat dapat memicu anemia, terutama bila dikonsumsi terlalu sering atau pada waktu yang salah.
Dalam wawancara eksklusif bersama dr. Rovy Pratama, MBA, diungkapkan fakta mengejutkan bahwa kandungan tanin dan antioksidan tinggi dalam matcha bisa menghambat penyerapan zat besi dari makanan.
Simak ulasan lengkap berikut agar kamu tetap bisa menikmati segelas matcha dengan aman dan sehat!
Bahaya Tersembunyi: Matcha Bisa Ganggu Penyerapan Zat Besi
Menurut dr. Rovy, zat tanin yang terkandung dalam matcha adalah komponen yang bisa mengganggu penyerapan zat besi oleh tubuh. Ini bisa berdampak langsung pada tingkat hemoglobin dalam darah, dan dalam jangka panjang, berisiko menyebabkan anemia defisiensi besi.
"Semakin tinggi konsentrasi matcha, semakin besar juga potensi gangguan terhadap penyerapan zat besi,†jelas dr. Rovy.
Artinya, matcha yang pekat atau dikonsumsi berlebihan—apalagi yang kamu pesan di kafe dengan topping beragam—bisa jadi bumerang untuk kesehatanmu, terutama jika kamu sudah memiliki riwayat anemia, sedang menstruasi berat, atau sedang hamil.
Kapan Waktu Terbaik Minum Matcha?
Waktu minum matcha ternyata berperan krusial dalam menentukan dampaknya terhadap penyerapan zat besi. Menurut dr. Rovy, hindari minum matcha berdekatan dengan waktu makan, terutama makan siang atau malam yang kaya zat besi.
"Idealnya, beri jeda dua jam setelah makan baru boleh minum matcha,†katanya.
Kenapa? Karena tubuh memerlukan waktu untuk menyerap zat besi dari makanan terlebih dahulu. Jika kamu langsung minum matcha setelah makan, tanin dalam matcha akan "mengikat†zat besi dan menghambat penyerapannya. Alhasil, nutrisi penting malah terbuang percuma.
Contoh yang perlu dihindari:
Makan pasta daging sapi â