Writer: Muhammad Riyadz Aqsha - Selasa, 22 Juli 2025
Dalam beberapa tahun terakhir, isu kesehatan mental mulai mendapat perhatian di berbagai ruang publik, termasuk dunia kerja. Namun, di banyak tempat kerja—terutama di Asia dan negara berkembang seperti Indonesia—mental health masih dianggap isu sensitif, bahkan tabu. Padahal, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, terutama dalam konteks produktivitas, relasi antarkaryawan, dan kualitas keputusan kerja.
Berikut ini adalah tujuh fakta tentang kesehatan mental di dunia kerja yang menggambarkan realitas, tantangan, dan harapan yang masih perlu diperjuangkan bersama.
- Kesehatan mental memengaruhi kinerja dan produktivitas secara langsung
Kesehatan mental bukan isu pribadi, tapi isu organisasi. Karyawan sehat secara mental = perusahaan lebih produktif.
- Burnout bukan sekadar "capek kerja†biasa
Burnout bukan alasan "malasâ€, melainkan sinyal bahwa sistem kerja perlu dievaluasi.
- Banyak pekerja takut bicara tentang kesehatan mental karena stigma
Perlu dibangun budaya kerja yang aman dan terbuka agar karyawan tidak takut mencari bantuan saat butuh.
- Atasan dan HR jarang dilatih memahami isu mental health
Perusahaan perlu memberi pelatihan literasi mental health bagi pemimpin dan manajer, bukan hanya karyawan.
- Jam kerja panjang dan tekanan target jadi penyumbang utama gangguan mental
Produktivitas bukan soal siapa yang kerja paling lama, tapi siapa yang kerja paling sehat.
- Generasi muda lebih terbuka bicara soal mental health — tapi tetap butuh sistem yang mendukung
Keberanian bicara perlu didukung oleh sistem, bukan dimatikan oleh stigma.
- Perusahaan yang peduli mental health terbukti lebih tahan krisis dan lebih disukai pekerja
Menjaga mental health bukan beban biaya, melainkan investasi jangka panjang
Mental Health Itu Hak, Bukan Pilihan Tambahan
Sudah saatnya dunia kerja memperlakukan kesehatan mental dengan serius, bukan hanya slogan kampanye HR atau formalitas tahunan. Karyawan adalah manusia, bukan mesin. Mereka punya batas, perasaan, dan kebutuhan emosional. Ketika perusahaan mampu membangun budaya yang sehat dan suportif, bukan hanya karyawan yang tumbuh, tetapi juga perusahaan secara keseluruhan.
Karena kesehatan mental yang baik bukan hanya membuat kita bisa bekerja — tetapi membuat kita bisa hidup dengan utuh.