Writer: Astriyani Sijabat - Kamis, 16 Oktober 2025
FYP Media.id - Kekuatan paspor dunia kembali dipetakan melalui Indeks Paspor Henley 2025, dan hasilnya mengejutkan. Singapura dinobatkan sebagai pemegang paspor terkuat di dunia, mengalahkan Jepang dan Korea Selatan. Sementara itu, Indonesia mengalami penurunan peringkat, turun empat tingkat dari posisi sebelumnya dan kini menempati peringkat ke-77.
Kabar ini sekaligus menjadi pengingat penting tentang bagaimana mobilitas global, kekuatan diplomasi, dan kebijakan luar negeri dapat memengaruhi kemudahan perjalanan warga negara di seluruh dunia.
Paspor Singapura Unggul dengan Akses ke 193 Negara
Menurut data yang dirilis oleh Henley & Partners, Singapura berhasil mempertahankan gelarnya sebagai negara dengan paspor terkuat di dunia. Warga negara Singapura kini dapat bepergian ke 193 destinasi tanpa visa atau hanya dengan visa on arrival/ETA (Electronic Travel Authorization).
Dengan pencapaian ini, Singapura tidak hanya menjadi juara di kawasan Asia, tetapi juga di tingkat global, mengalahkan kekuatan-kekuatan lama seperti Jepang, Korea Selatan, bahkan Amerika Serikat.
Daftar Lengkap 12 Paspor Terkuat di Dunia Tahun 2025
-
Singapura – 193 destinasi
-
Korea Selatan – 190
-
Jepang – 189
-
Jerman, Italia, Luksemburg, Spanyol, Swiss – 188
-
Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Prancis, Irlandia, Belanda – 187
-
Yunani, Hungaria, Selandia Baru, Norwegia, Portugal, Swedia – 186
-
Australia, Ceko, Malta, Polandia – 185
-
Kroasia, Estonia, Slovakia, Slovenia, Uni Emirat Arab, Inggris Raya – 184
-
Kanada – 183
-
Latvia, Liechtenstein – 182
-
Islandia, Lituania – 181
-
Amerika Serikat, Malaysia – 180
Paspor Indonesia Melorot ke Peringkat 77, Bebas Visa Hanya 73 Negara
Tahun lalu, paspor Indonesia menempati posisi ke-66 dalam Indeks Paspor Henley. Namun pada 2025, posisinya melorot ke peringkat 77, dengan akses bebas visa ke hanya 73 negara.
Penurunan ini disebabkan oleh minimnya perjanjian bilateral bebas visa baru, serta belum adanya akses bebas visa ke negara-negara kawasan Schengen di Uni Eropa. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama internasional dan membuka peluang diplomatik lebih luas.
"Paspor Indonesia masih terbatas dalam akses global, terutama di Eropa dan Amerika Utara," ujar Henley & Partners dalam laporannya.
Mengapa Penilaian Indeks Paspor Ini Penting?
Indeks Paspor Henley adalah salah satu acuan paling kredibel dalam mengukur kekuatan paspor. Indeks ini didasarkan pada data eksklusif dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) — sumber informasi perjalanan terbesar di dunia.
Cara penilaiannya:
-
Akses bebas visa, visa on arrival, atau ETA = skor 1
-
Jika butuh visa sebelum keberangkatan = skor 0
Artinya, semakin banyak negara yang bisa dikunjungi tanpa visa atau dengan proses yang mudah, maka semakin tinggi skor dan peringkat paspor negara tersebut.
Paspor AS dan Inggris Kian Merosot, Malaysia Setara dengan Amerika Serikat
Peringkat paspor Amerika Serikat (AS) turun signifikan. Untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir, paspor AS tidak masuk 10 besar dan kini berada di peringkat 12, setara dengan Malaysia, dengan akses ke 180 negara.
Penurunan ini dipicu oleh berbagai faktor:
-
Brasil mencabut bebas visa untuk warga AS, Kanada, dan Australia karena tidak adanya kebijakan timbal balik
-
Vietnam dan Somalia mengecualikan AS dalam kebijakan bebas visa terbaru
-
Papua Nugini dan Myanmar mengubah aturan masuk yang berdampak langsung pada peringkat AS
-
Tiongkok memberikan bebas visa ke banyak negara Eropa, tapi tidak untuk AS
Menurut Ketua Henley & Partners, Christian H. Kaelin, penurunan ini mencerminkan pergeseran geopolitik dan kekuatan lunak (soft power) di dunia.
"Negara-negara yang mendorong keterbukaan dan kerja sama internasional kini bergerak lebih maju, sementara negara yang mengandalkan dominasi masa lalu mulai tertinggal,†katanya.
Paspor China Terus Menguat, Inggris Terus Melemah
Tren yang menarik adalah kebangkitan paspor Tiongkok, yang naik dari peringkat 94 pada 2015 ke peringkat 64 pada 2025. Tiongkok telah menambahkan 37 destinasi bebas visa dalam 10 tahun terakhir, mencerminkan kebijakan luar negeri yang lebih terbuka dan proaktif.
Sebaliknya, paspor Inggris yang pernah menduduki posisi pertama pada 2015, kini turun ke peringkat 8. Ini mencerminkan dampak jangka panjang dari Brexit, yang secara signifikan memengaruhi akses bebas visa ke negara-negara Uni Eropa.
Uni Emirat Arab Cetak Lonjakan Peringkat Signifikan
Negara lain yang mencuri perhatian adalah Uni Emirat Arab (UEA). Dalam 10 tahun terakhir, UEA naik 34 peringkat, dari posisi ke-42 ke posisi ke-8 dunia. Kenaikan ini didorong oleh berbagai perjanjian bilateral dan kebijakan visa terbuka yang agresif.
UEA membuktikan bahwa dengan diplomasi yang strategis dan terbuka, kekuatan paspor bisa ditingkatkan secara signifikan dalam waktu singkat.
Negara-Negara Terlemah: Afghanistan, Suriah, Irak
Di sisi lain spektrum, Afghanistan tetap berada di posisi terbawah (peringkat 106) dengan hanya 24 negara bebas visa. Disusul oleh Suriah (26 destinasi) dan Irak (29 destinasi).
Negara-negara ini umumnya terdampak oleh konflik berkepanjangan, instabilitas politik, dan minimnya hubungan diplomatik global.
Apa Implikasinya Bagi Warga Negara Indonesia?
Bagi pemegang paspor Indonesia, peringkat ke-77 ini menjadi pengingat bahwa mobilitas internasional masih terbatas. Hal ini berdampak langsung pada:
-
Kesempatan kerja dan studi di luar negeri
-
Kemudahan perjalanan bisnis dan wisata
-
Kemampuan bersaing dalam ekonomi global
Pemerintah perlu menjadikan diplomasi bebas visa sebagai prioritas utama agar warga negara Indonesia bisa lebih kompetitif dan mobile di panggung global.
Kesimpulan: Mobilitas Global Ditentukan oleh Kekuatan Paspor
Kekuatan paspor bukan sekadar angka — tapi refleksi dari kekuatan diplomatik dan keterbukaan sebuah negara terhadap dunia. Saat negara-negara seperti Singapura dan UEA melesat, Indonesia dan AS harus meninjau kembali strategi kebijakan luar negeri mereka untuk meningkatkan akses global.
"Paspor adalah kunci menuju dunia global. Semakin kuat paspor Anda, semakin terbuka peluang Anda," — Henley & Partners.