Writer: fypmedia - Minggu, 12 Oktober 2025
FYPMedia.id - Kanker usus besar kini menjadi salah satu penyakit mematikan yang semakin banyak mengintai usia muda. Meski selama ini dianggap sebagai penyakit orang berusia di atas 50 tahun, faktanya, kasus kanker kolorektal terus meningkat di kalangan generasi muda akibat gaya hidup tidak sehat dan pola makan rendah serat.
Ahli gastroenterologi lulusan Harvard University, dr Saurabh Sethi, mengingatkan bahwa kanker ini sering berkembang tanpa gejala mencolok selama bertahun-tahun.
Karena itu, mengenali tanda-tanda awalnya bisa menyelamatkan nyawa.
"Pertumbuhan sel ganas dari usus besar atau rektum dapat tidak terdeteksi dalam waktu lama. Pasien sering datang ke rumah sakit ketika sudah memasuki stadium lanjut,†ujar dr Sethi, dikutip dari Times of India.
Berikut delapan tanda kanker usus besar yang paling sering muncul namun sering diabaikan pasien.
-
Darah pada Feses — Tanda Peringatan Paling Umum
Pendarahan bisa terjadi akibat luka kecil pada dinding usus besar akibat pertumbuhan sel abnormal.
Meski begitu, dr Sethi menegaskan bahwa tidak semua darah pada feses berarti kanker.
Kondisi seperti wasir ringan juga bisa menyebabkan hal serupa. Karena itu, pemeriksaan medis menjadi penting untuk memastikan sumber perdarahan.
Baca Juga: Gen Z Berisiko 2x Lipat Kena Kanker Usus Besar, Kenali 7 Gejalanya
-
Perubahan Pola Buang Air Besar
Gejala ini menunjukkan adanya gangguan di saluran pencernaan bagian bawah, termasuk kemungkinan pertumbuhan tumor yang menyempitkan jalur pembuangan.
Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa minggu. Jika kamu merasa perubahan tersebut tidak kunjung membaik, segera lakukan pemeriksaan kolonoskopi.
-
Nyeri dan Kram Perut Tak Kunjung Hilang
Rasa sakit ini tidak berkaitan langsung dengan makanan atau aktivitas buang air besar. Tumor di usus besar bisa menekan organ di sekitarnya sehingga menimbulkan sensasi tidak nyaman.
Gejala ini kerap dianggap hanya gangguan pencernaan biasa, padahal bisa menjadi indikasi awal adanya pertumbuhan sel kanker di usus besar.
-
Penurunan Berat Badan Drastis Tanpa Sebab
Dr Sethi menjelaskan bahwa penurunan berat badan akibat kanker usus besar disebabkan oleh tiga mekanisme utama:
- Penurunan nafsu makan,
- Gangguan penyerapan nutrisi, dan
- Meningkatnya kebutuhan energi tubuh untuk melawan sel abnormal.
-
Kelelahan Kronis yang Tidak Hilang Meski Istirahat
Hal ini disebabkan oleh anemia akibat perdarahan internal yang terjadi perlahan-lahan di saluran pencernaan.
Kekurangan zat besi dari pendarahan ini membuat tubuh sulit memproduksi sel darah merah, sehingga oksigen tidak tersalurkan dengan baik.
Akibatnya, pasien merasa terus-menerus lelah meski sudah cukup tidur atau beristirahat.
Rasa lelah yang dialami pasien kanker tetap sama meskipun telah beristirahat dengan cukup.
Baca Juga: 50% Kanker Usus Besar Terjadi pada Usia Muda, Waspadai Penyebabnya
-
Kadar Zat Besi Rendah dan Anemia Misterius
Gejalanya bisa berupa kulit pucat, pusing, sesak napas, dan mudah lelah.
Pendarahan internal yang lambat dari usus menyebabkan kehilangan zat besi secara terus-menerus.
Karena itu, hasil tes darah yang menunjukkan anemia tanpa alasan yang jelas harus segera ditindaklanjuti dengan kolonoskopi.
Hasil tes darah yang menunjukkan kadar zat besi rendah tanpa alasan yang jelas sebaiknya mendorong dokter untuk melakukan pemeriksaan kanker.
-
Rasa Tidak Lega Setelah BAB
Kamu mungkin merasa seperti masih ingin BAB meski sudah melakukannya berkali-kali. Hal ini bisa menandakan adanya tumor yang menyumbat sebagian saluran usus besar.
Perasaan tersumbat atau penuh di dalam usus besar menandakan adanya tumor yang menyempitkan saluran.
Gejala ini sering diabaikan karena dianggap sepele, padahal merupakan sinyal penting dari gangguan pencernaan serius.
-
Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik
Orang dengan orang tua atau saudara kandung yang pernah menderita kanker ini lebih berisiko mengalaminya sebelum usia 50 tahun.
Pemeriksaan genetik dan skrining dini disarankan bagi mereka yang memiliki faktor risiko ini, meskipun belum muncul gejala.
Waspada Gejala Ringan yang Sering Dianggap Sepele
Gejala kanker usus besar stadium awal kerap menyerupai gangguan pencernaan biasa seperti ambeien, sindrom iritasi usus besar (IBS), atau infeksi ringan. Inilah sebabnya banyak pasien datang terlambat ke dokter.
Ahli kesehatan menjelaskan bahwa membedakan antara gangguan pencernaan ringan dan tanda kanker dapat dilakukan dengan memperhatikan durasi dan intensitas keluhan.
Jika gejala berlangsung lebih dari dua minggu atau semakin berat, wajib dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Pemeriksaan seperti tes darah samar pada feses, kolonoskopi, dan CT-scan perut sangat efektif untuk mendeteksi kanker sejak dini.
Cara Pencegahan: Ubah Gaya Hidup dari Sekarang
Selain mengenali gejala, langkah terbaik untuk mencegah kanker usus besar adalah dengan menerapkan pola hidup sehat
Berikut tips dari ahli gizi dan gastroenterologi:
- Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur, buah, dan biji-bijian.
- Batasi konsumsi daging merah dan makanan olahan.
- Hindari rokok dan alkohol.
- Rutin olahraga minimal 30 menit sehari.
- Lakukan skrining kanker usus besar rutin setiap 5 tahun setelah usia 40 tahun, atau lebih awal jika ada riwayat keluarga.
Kanker usus besar bukan lagi penyakit yang hanya menyerang orang tua. Gaya hidup modern, stres, dan pola makan rendah serat membuat generasi muda kini juga rentan terserang penyakit ini.
Dengan mengenali tanda-tandanya, menjaga pola makan, dan melakukan pemeriksaan rutin, risiko kanker usus besar bisa ditekan secara signifikan. Jangan tunggu gejalanya parah, deteksi dini bisa menyelamatkan hidupmu.